Bintang Sepak Bola yang Merintis Hidup Susah
Para bintang lapangan hijau menghibur jutaan pasang mata di seluruh dunia lewat keahliannya dalam mengolah bola. Para bintang sepakbola ini sering dijadikan ajang taruhan bagi para pemain di situs resmi agen judi bola SBOBET Indonesia. Bayaran mereka pun tinggi sehingga segala yang mereka inginkan bisa saja terpenuhi.
Namun, Anda perlu menyadari bahwa segala sesuatunya itu pasti ada awalnya. Sama seperti kehidupan para pesepak bola yang pasti dirintis dari jauh-jauh hari, dari kecil dengan susah payah, ketekunan, dan kerja keras. Portal jadwal skor Bolanet sering membahas perjalanan para bintang ini.
Mereka ada yang hidup susah hingga melatih bakat bermainnya di lapangan sepetak. Kehidupan mereka pun tampak terinspirasi karena saat ini, mereka berhasil meraih apa yang telah diinginkan.
Berikut ini akan coba diulas mengenai para bintang sepak bola yang merintis hidup susah.
Lahir dari Keluarga Miskin
Pertama ada Angel Di Maria. Ia lahir pada 14 Februari 1988 di kota Rosario, Argentina. Dia lahir dari keluarga penambang batu bara. Sebagian masa kecilnya pun dihabiskannya dengan membantu pekerjaan orang tuanya itu bersama dua kakak perempuannya.
Semasa kecil, Di Maria dikenal sangat aktif dan sudah menekuni sepak bola. Sayangnya, pekerjaan orang tuanya tidak cukup untuk memenuhi hobi sang anak. Di Maria pun sadar akan kondisinya dan akhirnya ia harus menyisihkan uangnya untuk ditabung.
Dari akademi CA Rosario, karier Di Maria bermula dan pada 2007, pemain berposisi gelandang sayap itu direkrut oleh klub Portugal, Benfica. Dari sinilah, Di Maria meminta orang tuanya untuk tidak perlu lagi bekerja dan ia pun berhasil membelikan rumah untuk keluarganya.
Berbagai klub Eropa pernah diperkuatnya dan kini berseragam PSG. Kabarnya, dia mendapatkan gaji 13,44 juta euro permusimnya.
Kisah inspiratif selanjutnya adalah masa kecil Lionel Messi. Dia diyakini sudah memiliki bakat alami dalam bermain sepak bola. Dia lahir dari pasangan buruh pabrik besi dan ibu sebagai pembersih paruh waktu.
Kondisi sulit Messi ditambah dengan gangguan hormon yang dideritanya pada usia 11 tahun. Hal itu membuat tubuhnya tidak dapat tumbuh dengan normal. Bersama klub masa kecilnya, Newell’s Old Boys sempat membiayai Messi untuk melakukan terapi hormon. Namun, lambat laun, keuangan klub terus menyusut.
Impian Messi untuk menjadi pesepak bola terus berlanjut ketika Barcelona berkomitmen untuk merekrut Messi, sekaligus membiayai segala kebutuhannya soal kesehatan. Barca percaya diri mau merekrutnya karena yakin dia akan menjadi pesepak bola hebat di masa depan. Bahkan, petinggi-petinggi Barcelona membuat surat kontrak pertama Messi di sapu tangan restoran, karena ingin segera mengamankan pemain berkebangsaan Argentina tersebut.
Keyakinan Barca pun terwujud. Messi kini menjelma menjadi pemain terbaik di dunia dengan koleksi 6 trofi Ballon d’Or. Ditambah lagi dengan gelar juara dari berbagai ajang bersama Barcelona.
Kisah menginspirasi lainnya yang patut dijadikan panutan adalah Cristiano Ronaldo. Dia lahir dari keluarga miskin. Ibunya adalah seorang juru masak dan sang ayah berprofesi sebagai tukang kebun dan kit-man paruh waktu.
Pada usia remaja, Ronaldo pun sudah ditinggal mati oleh ayahnya karena sering mabuk-mabukan.
Jalan takdir mengantarkan Ronaldo untuk mengantarkan derajat keluarganya. Dia menjadi pesepak bola hebat. Saat ini, lima gelar Ballon d’Or telah didapatnya sekaligus membuktikan dirinya adalah salah satu yang terbaik di dunia.
Kehilangan sang ayah dijadikan pelajaran oleh Ronaldo, sehingga dia enggan untuk menenggak alkohol dan terus konsistensi untuk berlatih dan berlatih. Semua upayanya itu menjadikannya sebagai pemain yang paling fit atau paling bugar ketika tampil di atas lapangan. Selain itu juga, dia jarang sekali didera cedera.
Berkembang di Tengah Perang
Luka Modric tumbuh di sebuah hotel pengungsian, di tengah perang saudara Yugoslavia yang sedang berkecamuk. Dia sering bermain sepak bola sendiri di parkiran hotel. Ketika ada suara rentetan bersenjata dan suara ledakan, dia selalu masuk ke kamarnya. Barulah setelah reda, dia kembali bermain lagi.
Kondisinya itu membuat Modric tumbuh dengan rasa tidak percaya diri. Meski begitu, seiring dengan usianya yang semakin dewasa, segala kesulitannya dapat diatasi.
Di awal kariernya, Modric selalu bermain untuk tim-tim Kroasia, seperti Dinamo Zagreb. Namun, petualangan di luar negaranya berawal ketika dia direkrut oleh Tottenham Hotspur. Kini, dia membela salah satu klub terbaik dunia, yakni Real Madrid.
Total 17 trofi sudah diraihnya bersama klub ibu kota Spanyol tersebut. Ditambah lagi dengan raihan satu Ballon d’Or pada tahun 2018. Selain itu, dia pun pernah mengantarkan negaranya tampil di final Piala Dunia pada 2018 lalu.
Sama seperti halnya Modric, Miralem Pjanic pun tumbuh di tengah perang saudara. Sejarah kelam Perang Bosnia mewarnani masa kecil Pjanic.
Pjanic lahir dari keluarga Muslim, sehingga ia beserta keluarganya selalu berusaha untuk keluar dari Bosnia agar tidak menjadi sasaran pembantaian.
Pjanic akhirnya bisa mengungsi ke Luksemburg, negara yang berbatasan langsung dengan Jerman, Belgia, dan Prancis. Dia pun meniti kariernya sebagai pesepak bola hebat di negara tersebut.
Hingga saat ini, klub-klub top Eropa macam Lyon, AS Roma, Juventus, hingga Barcelona sudah diperkuatnya. Beragam gelar juara pun sudah dimenangkan olehnya.