Dari Rokok hingga E-Commers, Sederet Sponsor Liga di Indonesia
SBOBET88 Indonesia memiliki sejarah sepak bola yang sangat panjang, bahkan akarnya dapat ditinjau sejak sebelum mendeklarasikan kemerdekaan. Salah satu yang paling dikenang adalah tampilnya Indonesia pada Piala Dunia 1938 yang saat itu masih memakai nama Hindia Belanda. Meski begitu, FIFA sudah mengakui bahwa Indonesia merupakan negara di Kawasan Asia yang pertama kali untuk tampil di ajang Piala Dunia.
Membicarakan sepak bola Indonesia, maka tidak akan lepas dari yang namanya liga. Prediksi Bola.net Liga menjadi kompetisi yang mempertemukan klub-klub yang ada di Indonesia.
Sejarah Sponsor di Liga Sepakbola Indonesia
Dalam sejarahnya, banyak sponsor-sponsor yang menjadi penyandang dana utama untuk menggerakkan roda kompetisi di Indonesia. Menariknya, meskipun sepak bola adalah bidang olahraga, tapi liga di Indonesia pernah disponsor oleh produsen rokok.
Nah untuk mengetahuinya lebih jauh, maka berikut ini adalah sederet perusahaan yang pernah menjadi sponsor liga Indonesia.
Di urutan pertama adalah produsen rokok asal Inggris, Dunhill, sehingga nama kompetisinya dinamakan Liga Dunhill dengan alasan sponsor. Bisa dibilang, ini adalah sponsor pertama yang mendanani jalannya kompetisi liga di Indonesia.
Dengan begitu, Liga Dunhill pun dianggap sebagai tonggak sejarah dimulainya era liga profesional di Indonesia. Kompetisi ini dimulai pada tahun 1994.
Ketika liga Dunhill berjalan, dua klub dari Kota Kembang, yaitu Persib Bandung dan Bandung Raya keluar sebagai juaranya, yang masing-masing pada 1994/95 dan 1995/96.
Semusim kemudian, Dunhill tidak lagi menjadi sponsor. Akan tetapi, sponsor pengganti yang masuk lagi-lagi berasal dari produsen rokok, kali ini berasal dari Amerika Serikat, yakni Kansas pada musim 1996/97.
Maka dari itu, karena alasan sponsor kompetisinya dinamakan Liga Kansas. Pada saat itu, klub kebanggaan arek-arek Suroboyo, Persebaya, keluar sebagai juaranya. Ditambah sang bomber dari klub berjuluk Bajol Ijo tersebut, yakni Jacksen F. Tiago menjadi top skor dengan torehan 26 gol.
Kansas masih menjadi sponsor pada musim berikutnya, yakni pada 1997/98. Sayangnya, Indonesia memasuki masa-masa krisis moneter sehingga kompetisinya berhenti di tengah jalan.
Pasca krisis moneter, Liga Indonesia kembali berjalan pada tahun 1999. Di sini, sponsor yang masuk bukan lagi dari produsen rokok, melainkan Bank Mandiri, sehingga liganya diberi nama Liga Bank Mandiri.
Bank Mandiri cukup awet mensponsori jalannya Liga Indonesia, terhitung dari tahun 1999 hingga 2004.
Klub-klub yang keluar sebagai juara Liga Bank Mandiri ini adalah PSM Makassar (1999/00), Persija Jakarta pada tahun 2001, klub Petrokimia Putra di tahun 2002, Persik Kediri (2003), dan Persebaya Surabaya (2004).
Selepas Bank Mandiri tidak lagi jadi sponsor, produsen rokok kembali masuk, yakni Djarum pada 2005. Kurang lebih selama sembilan tahun Djarum menjadi sponsor jalannya Liga di Indonesia.
Dan bisa dibilang kalau jalannya kompetisi sangat berkesan ketika disponsori produsen rokok asal Kudus tersebut. Berbagai macam nama, seperti Liga Djarum dan Djarum Indonesia Super League, menghiasi kompetisi Liga Indonesia kala itu.
Bank Qatar Sempat Membiayai Liga Indonesia
Ketika Djarum berhenti, maka bank asal Qatar yang masuk menjadi sponsor, yakni QNB (Qatar National Bank) pada tahun 2015. Kompetisinya pun dinamakan QNB League. Dikabarkan, pihak sponsor menggelontorkan dana yang sangat banyak. Namun sayangnya, liga berhenti di tengah jalan.
Saat itu, QNB League dihentikan oleh Exco PSSI dikarenakan PSSI nya sendiri dibekukan segala aktivitasnya oleh Menpora Imam Nahrawi.
Periode ini dimulai masa kelam persepakbolaan Indonesia dikarenakan FIFA selaku otoritas sepak bola dunia membekukan Indonesia. Sehingga, Liga Indonesia tidak dapat berjalan secara resmi. Timnas Indonesia pun tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam turnamen internasional.
Bertahun-tahun liga di Indonesia hiatus karena sanksi FIFA dan dimulai lagi pada tahun 2017 dengan kompetisinya disponsori oleh perusahaan ojek online, Gojek, serta perusahaan tiket Traveloka. Kompetisinya pun diberi nama Gojek-Traveloka Liga 1.
Di tahun berikutnya, Traveloka keluar sebagai sponsor, akan tetapi Gojek tetap bertahan.
Barulah pada tahun 2019, Gojek digantikan oleh perusahaan e-commerce Shopee. Pada saat itu, Bali United keluar sebagai juaranya di akhir musim.
Shopee melanjutkan mitranya dengan liga Indonesia pada tahun 2020. Sayangnya, pandemi corona menerjang sehingga kompetisi diputuskan untuk dihentikan di tengah jalan.